Food Terminologi 6

1. SushI


Sushi (鮨, 鮓, atau biasanyaす し, 寿司) Adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk (neta) makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah dimasak. [1] Nasi sushi memiliki rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka beras, garam, dan gula. Asal usul kata sushi adalah kata sifat untuk rasa masam yang ditulis dengan huruf kanji sushi (酸し). Pada awalnya, sushi yang ditulis dengan huruf kanji 鮓merupakan istilah untuk salah satu jenis pengawetan ikan disebut gyoshō (魚 醤) Yang membaluri ikan dengan garam dapur, bubuk ragi (麹 koji) Atau ampas sake (糟kasu). Penulisan sushi menggunakan huruf kanji 寿司yang dimulai pada zaman Edo periode pertengahan adalah cara penulisan ateji (menulis dengan huruf kanji lain yang berbunyi yang sama).

2. Sashimi


Sashimi (刺身?) Adalah makanan Jepang dengan makanan kesegaran prima yang langsung dimakan dalam keadaan mentah bersama penyedap seperti kecap asin, parutan jahe, dan wasabi. Ada pendapat yang bilang kebiasaan tidak ada yang suka sama tuanya dengan sejarah manusia, tapi kebiasaan ini bisa terus atau hilang tergantung pada kondisi lingkungan tempat tinggal. Jepang merupakan negara kepulauan dengan hasil laut segar yang dapat dinikmati sepanjang tahun, sehingga kebiasaan menikmati makanan laut segar tanpa terus berlanjut. Ada juga pendapat yang kata kata Sashimi berasal dari kata Namashishi (生肉, Daging mentah) atau Namasuki (生 切, Potongan segar).

3. Onigiri 


Onigiri (お に ぎ り, 御 握 り) (Bahasa indonesia: nasi kepal) adalah nama Jepang untuk makanan nasi yang dipadatkan sesekali hangat, seperti, karung beras. Dikenal juga dengan nama lain omusubi, istilah yang kabarnya dulu digunakan kalangan wanita di istana kaisar untuk menyebut onigiri. Onigiri dimakan dengan tangan, tidak memakai sumpit. Pada buku harian Murasaki Shikibu Nikki dari Murasaki Shikibu pada abad ke-11 ditulis tentang orang utan bola-bola nasi. Pada waktu itu, onigiri disebut tonjiki dan sering dimakan pada piknik makan siang. Pada tahun 1987 ditemukan gumpalan butiran nasi yang terkarbonisasi peninggalan zaman Yayoi dari penggalian arkeologi yang dilakukan di pusat Ishikawa. Dari nasi berbentuk onigiri yang sudah terkarbonisasi yang ditemukan sisa bekas-tekan jari tangan manusia. Selain itu, nasi yang dibentuk mirip onigiri juga ditemukan di situs penggalian isi Kanagawa.

4. Udon


Udon (う ど ん, 饂 飩) Adalah salah satu jenis mi yang sudah dikenal di Jepang sejak dulu, dibuat dari tepung terigu dan ukuran agak tinggi. Di zaman kuno, udon dilafalkan sebagai "undon". Konon orang Jepang mengenalnya pada abad pertengahan sebagai makanan asal Tiongkok. Sampai sekarang, pangsit (wonton) dalam dialek Wu ditulis sebagai 餛飩 dan dibaca sebagai undon. Dalam kitab Engishiki, "undon" diperkenalkan sebagai salah satu jenis makanan dari dinasti Tang. Tapi "undon" zaman itu mungkin lebih dekat dengan pangsit, karena itu daging dibungkus lembaran tepung yang digilas tipis. Udon yang dikenal sekarang ini dulunya disebut Kirimugi, dan baru disebut "udon" sejak zaman Edo. Pada waktu itu, "udon" adalah nama untuk sejenis masakan yang di kirim dengan yang mau dengan, kalu hangat, atau didinginkan dengan air es setelah direbus.

5. Dorayaki


Dorayaki (ど ら や き. 銅鑼 焼き, ド ラ 焼 き) Adalah kue yang berasal dari Jepang. Dorayaki termasuk ke dalam seri kue tradisional Jepang (wagashi). Kue ini bentuknya bundar sedikit tembam, terbuat dari dua lembar panekuk yang direkatkan dengan selai kacang merah. Dorayaki memiliki tekstur lembut dan mirip corella karena adonan diberi madu. Dorayaki hampir sama dengan imagawayaki, namun berbeda bentuk dan cara memanggang. Pada mulanya, Dorayaki hanya terdiri dari satu lembar kue bundar dengan pinggiran yang dilipat sedikit ke empat segi. Di bagian tengah kue diberi selai kacang azuki. Pada tahun 1914, perusahaan kue Usagiya dilengkapi dorayaki yang dibuat dari adonan castella dan terdiri dari dua lembar panekuk. Dorayaki yang terdiri dari dua lembar panekuk dan bentuk bundar kemudian menjadi populer di seluruh Jepang. Di daerah Kansai (Osaka atau Nara), kue ini juga dikenal dengan nama mikasa (三 笠). Kue ini diberi nama dorayaki karena bentuknya yang mirip gong (bahasa Jepang: dora). Menurut cerita lain, samurai bernama Saito Musashibo Benkei adalah pencipta kue ini. Benkei menderita luka-luka dan harus dirawat di rumah penduduk. Setelah sembuh, Benkei memanggang adonan dari campuran udara dan tepung terigu di atas gong. Selai kacang merah yang diberikan kepada orang yang merawatnya sebagai ucapan terima kasih

6. Mochi


Mochi (Jepang: 餅; Hanzi: (麻糬)) adalah kue Jepang yang terbuat dari beras ketan, ditumbuk jadi lembut dan lengket, kemudian dibentuk menjadi bulat. Di Jepang, kue ini sering dibuat dan dimakan pada saat perayaan tradisional mochitsuki atau perayaan tahun baru Jepang. Namun, jenis kue ini dijual dan bisa diperoleh di toko-toko kue di sepanjang tahun. Ia memiliki rasa yang khas pada saat pertama kali, dan lama kelamaan menjadi lengket.

7. Torayaki


Takoyaki (た こ 焼 き) Adalah nama makanan asal daerah Kansai di Jepang, berbentuk bola-bola kecil dengan diameter 3-5 cm yang dibuat dari adonan tepung terigu isi potongan gurita di dalamnya. Di zaman Taisho sudah dijumpai kios pasar kaget yang menjual choboyaki dengan nasi goreng terigu dengan isi konnyaku yang merupakan cikal bakal takoyaki. Choboyaki berkembang menjadi Rajioyaki yang berisi urat sapi dan bagian daging murah yang lain. Penganan disebut "rajioyaki" karena bentuknya yang bulat-bulat seperti tombol radio transistor pada waktu itu. Pada tahun 1933, kios takoyaki bernama Aizuya menjual Nikuyaki yang merupakan variasi rajioyaki yang diisi dengan daging sapi. Pada tahun 1935, kios Aizuya yang mengambil ide dari Akashiyaki mulai mengisikan gurita dan telur ke dalam rajioyaki dan tahan sebagai takoyaki. Di sekitar tahun 1965-an, kios pasar kaget yang menjual takoyaki mulai bermunculan di daerah Kanto. Di pertengahan dekade 1990-an, Tokyo mengalami demam takoyaki yang diawali oleh kios takoyaki bernama Kyōtako di daerah Shibuya. Di daerah Kyushu, perusahaan barang hatchandō menjual takoyaki secara bergilir sekarang berubah menjadi perusahaan penjual takoyaki sebagai makanan beku. Sekitar tahun 2000, kios bernama Gindako yang berasal dari kawasan pasar Tsukiji, Tokyo sukses dengan jumlah toko cabang yang buka di seluruh Jepang agar bisa membuat makanan ringan dengan rasa takoyaki.


8. Yakiniko


yakiniku (焼 肉, Daging panggang) adalah istilah bahasa Jepang untuk daging yang dipanggang atau dibakar di atas api. Dalam arti luas, yakiniku juga mencakup berbagai masakan daging sapi, babi, atau jeroan yang dipanggang, seperti bistik, panggang daging domba (jingisukan), dan barbeque. Daging dipanggang di atas api dari arang atau gas dengan menggunakan kisi-kisi dari besi atau di atas plat dari besi (teppan). Potongan daging yang berbentuk empat kali ditusuk dengan tusukan dari logam sebelum dipanggang. Di rumah roti yakiniku, mulailah dipanggang, daging yang agak besar agak perlu dipotong dengan gunting di doserian. Istilah "horumon" dalam "horumonyaki" berasal dari dialek Kansai "horumon" (benda buangan) yang digunakan untuk menyebut jeroan. Ternyata yakiniku dengan bulgogi atau kalbi telah menjadi sangat kabur, karena terjawab juga disebut "yakiniku" di Jepang. Horumonyaki diciptakan oleh imigran Korea di daerah Kansai seusai Perang Dunia II. 

9. Soba


Soba (蕎麦 atau そ ば) Adalah salah satu jenis mi Jepang yang dibuat dari tepung sembuh kuda. Dalam bahasa Jepang, tumbuhan serealia gandum juga disebut "soba". Selain itu, istilah "soba" juga bisa berarti mi telur asal Cina yang dimasak menjadi yakisoba atau ramen. Di zaman dulu, mi dari tepung sembuh kuda disebut sobakiri. Catatan investasi tentang tepung gandum yang dibuat mi (sobakiri) ditulis dalam buku catatan kuil Jōshō-ji, desa Ōkuwa, paket Nagano. Sewaktu pura selesai dipugar tahun 1574, "sobakiri" termasuk ke dalam daftar barang berharga yang diterima untuk penyelenggaraan selamatan.

10. Ramen 


Ramen (拉 麺; ラ ー メ ン) Adalah masakan mi kuah Jepang yang berasal dari China. Orang Jepang juga menyebut ramen sebagai chuka soba (中華 そ ばsoba dari Tiongkok?) Atau shina soba (支那 そ ば?) Karena soba atau o-soba dalam bahasa Jepang sering juga berarti mi. Menurut catatan sejarah Tokugawa Mitsukuni (Mito Komon) sering disebut sebagai orang Jepang yang pertama kali makan ramen. Kue ala Cina pertama kali dihidangkan untuk Tokugawa Mitsukuni. Pembuatnya adalah seorang ilmuwan Konghucu dalam pengasingan dari Dinasti Ming yang mengundang untuk datang ke Domain Mito.Ramen diperkirakan mulai banyak diminati pada zaman dahulu. Pada waktu itu, ramen sudah masuk ke dalam menu berbagai rumah makan di kawasan permukiman tionghoa di Kobe dan Yokohama. Setelah itu, pada zaman Taisho, penjual mi di Hokkaido sudah menjual ramen seperti ramen yang dikenal orang sekarang ini.

Komentar