1. Labu Kuning
Tanaman labu kuning (waluh) merupakan suatu jenis buah yang termasuk ke dalam familia Cucurbitaceae, termasuk tanaman semusim yang sekali berbuah langsung mati. Labu kuning salah satu tanaman yang mudah dalam pembibitan, perawatan, dan hasilnya cukup memberikan nilai ekonomis yang tinggi kepada masyarakat. Labu kuning banyak dibudidayakan di negara Afrika, Amerika, India dan Cina. Labu kuning biasanya tumbuh pada dataran rendah maupun tinggi, ketinggian tempat antara 0 m-1500 m di atas permukaan laut. Di Jawa Barat labu kuning disebut dengan “ Labu Parang”, karena tanaman tersebut merupakan tanaman tahunan yang menjalar (merambat) dengan perantara alat yang berbentuk pipih, batangnya cukup kuat dan panjang terdapat bulu-bulu yang agak tajam.
Labu kuning (Curcurbita moschata) termasuk jenis tanaman menjalar dari famili cucurbitaceae yang banyak dijumpai di Indonesia terutama di dataran tinggi. Labu kuning mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Familia : Cucurbitaceae
Genus : Cucurbita
Spesies : Cucurbita moschata
Tanaman labu kuning memiliki perawakan berbentuk semak yang tumbuh merambat ke atas. Batangnya berbentuk segilima, sangat khas dan mudah dikenali dan merambat seperti anggur, jenis tanaman yang serumpun antara lain adalah timun, semangka, melon, blewah, labu siam, pare, oyong, dan labu air. Buah labu kuning berbentuk bulat pipih, lonjong, atau panjang dengan banyak alur (15-30alur). Ukuran pertumbuhannya mencapai 350 gram per hari. Buahnya besar dan warnanya hijau apabila masih muda, sedangkan yang lebih tua berwarna kuning orange sampai kuning kecokelatan. Daging buah tebalnya sekitar 3 cm dan rasanya agak manis. Bobot buah rata-rata 3-5 kg bahkan sampai 15 kg.
Tanaman labu kuning (Cucurbita moschata) memiliki daun tunggal, bentuk daunnya bulat, tepi daun berombak sedangkan pangkal daunnya membulat dan berbulu. Panjang daunnya 7-35 cm dengan lebar 6-30 cm, tanaman ini memiliki pertulangan daun menyirip dan berwana hijau. Bunga Cucurbita moschata berwarna kuning, berbentuk corong sedangkan kelopaknya berbentuk lonceng. Buah Cucurbita moschata berbentuk bulat, berdaging yang berwarna kuning muda, dan bijinya berbentuk pipih, keras, memiliki panjang kurang lebih 1,5 cm dengan lebar kurang lebih 0,5 cm dan berwarna putih susu.
Jenis-jenis labu kuning
Ada bermacam-macam varietas labu kuning sesuai dengan musim panennya. Ada jenis winter dan summer, Labu kuning masuk ke dalam jenis winter. Selain labu kuning ada jenis lain yang dikenal dengan nama butternut, hubbard, turban, butter cup. Yang termasuk dalam jenis summer seperti zucinni, morrow, crookneck dan pattty pan. Jenis labu kuning yang ada di Indonesia, yaitu jenis bokor atau cerme, jenis kelenting dan jenis ular.
Jenis bokor atau cerme ciri-cirinya, berbentuk bulat pipih, batangnya bersulur panjang (3-5 m), warna daging buah kuning tebal, rasanya gurih manis, berdaging halus dan beratnya mencapai 4-5 kg dengan masa panen 3-5 bulan. Jenis kelenting ciri-cirinya, buah berbentuk lonjong (oval memanjang), kulitnya berwarna kuning, beratnya mencapai 2-5 kg, masa panen 4-6 bulan. Jenis ular ciri-cirinya, buahnya panjang ramping, daging buah berwarna kuning, beratnya antara 1-3 kg, buahnya kasar dan rasanya tidak enak.
Selain jenis labu kuning dari lokal ada juga labu kuning yang impor dari negara-negara lain, dengan ciri khas labu kuning yang berbeda-beda. Jenis varietas labu kuning import dari negara lain yaitu :
a. Jenis labu kuning Taiwan (early price, first taste, mukua, pride phoenix, mixta pangalo) ciri-cirinya ; Buah berukuran kecil-kecil, berat berkisar 1-2 kg/ buah, rasa buah enak, padat, manis, dan memiliki kadar air yang rendah, warna buah kuning tajam, menarik, umur panen 90 hari.
b. Jenis Labu kuning Amerika ciri-cirinya ; Tahan terhadap hama penyakit, bersulur pendek.
c. Labu kuning Australia dan jepang ciri-cirinya ; Daging buah muda terurai, berat buah 1-2 kg, ukuran buah besar.
d. Labu kuning Zapello dari Denmark ciri-cirinya ; Termasuk jenis labu kuning bokor, bentuk buah bulat, warna kulit kuning, ukuran bijinya kecil dari pada labu kuning local.
e. Labu kuning Kobaca dari jepang (Melano formis makino, Tetsukabuto, Ohgata tersuma buko, Miyoko) ciri-cirinya ; Bentuk buah mungil, berat 2 kg/ buah, kulitnya hijau berbecak kuning atau coklat muda, daging buah berwarna kuning keemasan, halus, gempi, rasanya manis.
Manfaat labu kuning dan kandungannya
Labu kuning mempunyai kandungan nutrisi yang cukup lengkap di antaranya yaitu karbohidrat (6,6 g), protein (1,1 g), lemak (0,3 g), kalsium (45 mg), fosfor (64 mg), besi (1,4 mg), vitamin A (180 sl), vitamin B (0,08 mg), air(9,1 g), vitamin C (5,2 mg). Tanaman Labu kuning memiliki banyak manfaat bagi kesehatan diantaranya sebagai penambah nafsu makan anak, memperbaiki tekanan darah tinggi, gangguan kandung kemih, sakit maag, memperbaiki kulit kusam dan menghilangkan flek hitam. Selain itu, waluh juga mengandung antioksidan sebagai penangkal radikal bebas dan kanker. Sifat labu kuning yang lunak dan mudah dicerna serta mengandung karoten (pro vitamin A) cukup tinggi, serta dapat menambah menarik warna pangan.
Biji Cucurbita moschata disebut juga dengan kuaci, kuaci selain enak untuk camilan juga mempunyai khasiat mencegah terjadinya pembesaran kelenjar prostat jinak. Kelenjar prostat berfungsi memproduksi cairan prostat yang menghasilkan zat makanan bagi sperma.
Biji Cucurbita moschata mengandung beberapa zat, di antaranya sejenis asam amino seperti m-karboksifenilalanina, pirazoalanina, asam amino butirat, etilasparagina, dan sitrulina serta sejumlah asam amino lain yang diperlukan kelenjar prostat seperti seminal alanina, glisina, dan asam glutamat. Biji ini juga mengandung unsur mineral Zn (seng) dan Mg (Magnesium) yang sangat penting bagi kesehatan organ reproduksi, termasuk kelenjar prostat (Anonimus, 2011b). Di dalam 100 g biji Cucurbita moschata mengandung mineral Zn sebesar 6,5 mg. Kandungan lain pada 100 g biji labu kuning adalah kalori 515,00 kal, protein 30,60 g, lemak 42,10 g, karbohidrat 13,80 g, gula 5,30 g, kalsium 54,00 mg, pospor 312,00 mg, besi 6,20 mg, air 5,90 g.
2. Lengkuas
Laos atau lengkuas merupakan salah satu tanaman obat yang juga banyak dimanfaatkan dalam dunia kuliner. Tanaman ini memiliki beragam nama antara lain laja (sunda), java galangal, greater galangal, laos root, languas, kha, hong do kuo dan lain-lain. Dalam kajian ilmiah sendiri, lengkuas dikenal dengan nama latin Alpinia galanga (L.) Sw. Dalam kehidupan sehari-hari, lengkuas dimanfaatkan dengan cara sederhana yakni dengan dibersihkan kemudian dimemarkan dan selanjutnya dimasukkan ke dalam masakan atau racikan obat. Berdasarkan beberapa sumber, jenis lengkuas yang populer digunakan dalam dunia pengobatan adalah alpinia purpurata K Schum atau lengkuas merah. Memang dalam dunia ilmiah terdapat klasifikasi lengkuas dengan tujuan agar lebih mudah saat diidentifikasi.
Adapun klasifikasi lengkuas dalam ilmu biologi adalah sebagai berikut ini:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus: Alpinia
Spesies: Alpinia galanga (L.) Sw.
Dari klasifikasi lengkuas di atas bisa kita peroleh informasi bahwa lengkuas merupakan tanaman dengan bunga. Bagian batangnya tertutupi dengan pelepah daun dengan tunas muda yang keluar di bagian pangkal batang yang telah tua. Adapun daun dari tanaman lengkus ini memiliki tanglai yang pendek dengan bentuk yang lanset dan memanjang. Bagian ujungnya runcing dan pangkalnya tumpul dengan tepi yang rata. Ukuran daun lengkuas ini panjangnya antara 25 sampai 50 cm dan lebarnya antara 7 sampai 15 cm.
Dari klasifikasi lengkuas tersebut di atas, kita juga memperoleh informasi mengenai kemampuannya untuk berbunga. Perbungaan lengkuas sendiri digolongkan ke dalam jenis majemuk yang terletak di dalam tandan dengan tangkai yang panjang, cenderung tegak dan tumpul pada ujung tangkai tersebut. Jumlah bunga lengkuas pada bagian batang bawah jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah bunga di bagian batang atas. Bunga lengkuas memiliki bentuk seperti piramida yang memanjang. Adapun kelopak bunganya seperti lonceng dengan warna putih sedikit kehijauan.
3. Jahe
Klasifikasi Tanaman Jahe
Kingdom Plantae
Sub Kingdom Viridiplantae
Divisi Tracheophyta
Sub Divisi Spermatophytina
Kelas Magnoliopsida
Ordo Zingiberales
Famili Zingiberaceae
Genus Zingber Mill
Spesies Zingiber officinale Roscoe
Setelah Anda mengetahui klasifikasi dari tanaman jahe, maka selanjutnya yaitu morfologinya. Dimana morfologi dari tanaman jahe, meliputi morfologi akar, morfologi batang, morfologi daun, morfologi bunga, dan rimpang. Berikut ini adalah morfologi dari tanaman jahe :
Morfologi Tanaman Jahe
1. Morfologi Akar
Akar pada tanaman jahe merupakan akar tunggal yang semakin tumbuh berkembang seiring dengan umur tanaman, kemudian akan membentuk rimpang dan tunas yang akan membentuk tanaman baru. Tunas tersebut akan tumbuh di bagian atas, sedangkan akarnya tumbuh dibagian bawah rimpang.
2. Morfologi Daun
Daun tanaman jahe merupakan daun tunggal dengan ujung daun berbentuk runcing, tepinya rata dan pangkal daun tumpul, sedangkan permukaan daun halus dan juga licin. Daun tanaman jahe berselang seling dengan tulang daun dan sejajar.
Tanaman jahe memiliki daun berwarna hijau berbentuk lonjong lancip menyerupai dengan bentuk daun rumput besar. Tanaman ini memiliki daun yang tergolong lengkap karena terdapat helaian daun, tangkai, dan upih daun.
3. Morfolgi batang
Tanaman jahe memiliki batang berbentuk pipih tidak memiliki cabang dan tumbuh secara tegak lurus. Batang jahe terdiri dari seludang daun dan pelepah daun yang menutupi daun.
Batang bagian luar berwarna hijau pucat dan pangkalnya merah, tidak berkayu, berair dan merupakan batang semu. Selain itu, batang bagian luar mengkilap dan mengandung lilin. Sedangkan batang yang berada dalam tanah berdaging, bernas, dan berbuku-buku serta bercabang.
4. Morfologi Bunga
Tanaman jahe memiliki bunga dengan bentuk yang bervariasi, ada yang oval, panjang, lonjong, dan runcing yang terletak pada bagian ketiak daun.
Bunga tanaman ini termasuk bunga majemuk tunggal. Mahkota bunga jahe berbentuk tabung, dengan warna hijau kekuningan. Jumlah daun mahkota ada tiga buah yang saling berlekatan pada bagian bawah helaian yang agak sempit. Kelopak bunga berjumlah tiga buah, dan bunga ini merupakan bunga sempurna karena berkelamin ganda.
5. Morfologi Rimpang
Rimpang pada tanaman jahe merupakan hasil modifikasi dari bentuk batang yang tidak teratur. Pada bagian luar rimpang dilindungi oleh daun yang dilindungi oleh daun yang bentuknya seperti sisik tipis melingkar. Dari rimpang ini dapat dijadikan bahan baku obat tradisional, makanan, minuman, dan bumbu masak.
Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jahe
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa klasifikasi dan morfologi dari tanaman Jahe merupakan ilmu pengenalan tentang penempatan dan ciri-ciri dari tanaman jahe. Dimana klasifikasi tanaman jahe telah disajikan pada tabel di atas, yang merupakan penempatan organisme secara berurutan pada kelompok tertentu (takson) yang didasarkan oleh persamaan dan perbedaan.
Sementara itu, untuk morfologi dari tanaman jahe, meliputi morfologi akar, morfologi batang, morfologi daun, morfologi bunga, dan morfologi buah dan biji, seperti yang telah diterangkan di atas.
Tanaman labu kuning (waluh) merupakan suatu jenis buah yang termasuk ke dalam familia Cucurbitaceae, termasuk tanaman semusim yang sekali berbuah langsung mati. Labu kuning salah satu tanaman yang mudah dalam pembibitan, perawatan, dan hasilnya cukup memberikan nilai ekonomis yang tinggi kepada masyarakat. Labu kuning banyak dibudidayakan di negara Afrika, Amerika, India dan Cina. Labu kuning biasanya tumbuh pada dataran rendah maupun tinggi, ketinggian tempat antara 0 m-1500 m di atas permukaan laut. Di Jawa Barat labu kuning disebut dengan “ Labu Parang”, karena tanaman tersebut merupakan tanaman tahunan yang menjalar (merambat) dengan perantara alat yang berbentuk pipih, batangnya cukup kuat dan panjang terdapat bulu-bulu yang agak tajam.
Labu kuning (Curcurbita moschata) termasuk jenis tanaman menjalar dari famili cucurbitaceae yang banyak dijumpai di Indonesia terutama di dataran tinggi. Labu kuning mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Familia : Cucurbitaceae
Genus : Cucurbita
Spesies : Cucurbita moschata
Tanaman labu kuning memiliki perawakan berbentuk semak yang tumbuh merambat ke atas. Batangnya berbentuk segilima, sangat khas dan mudah dikenali dan merambat seperti anggur, jenis tanaman yang serumpun antara lain adalah timun, semangka, melon, blewah, labu siam, pare, oyong, dan labu air. Buah labu kuning berbentuk bulat pipih, lonjong, atau panjang dengan banyak alur (15-30alur). Ukuran pertumbuhannya mencapai 350 gram per hari. Buahnya besar dan warnanya hijau apabila masih muda, sedangkan yang lebih tua berwarna kuning orange sampai kuning kecokelatan. Daging buah tebalnya sekitar 3 cm dan rasanya agak manis. Bobot buah rata-rata 3-5 kg bahkan sampai 15 kg.
Tanaman labu kuning (Cucurbita moschata) memiliki daun tunggal, bentuk daunnya bulat, tepi daun berombak sedangkan pangkal daunnya membulat dan berbulu. Panjang daunnya 7-35 cm dengan lebar 6-30 cm, tanaman ini memiliki pertulangan daun menyirip dan berwana hijau. Bunga Cucurbita moschata berwarna kuning, berbentuk corong sedangkan kelopaknya berbentuk lonceng. Buah Cucurbita moschata berbentuk bulat, berdaging yang berwarna kuning muda, dan bijinya berbentuk pipih, keras, memiliki panjang kurang lebih 1,5 cm dengan lebar kurang lebih 0,5 cm dan berwarna putih susu.
Jenis-jenis labu kuning
Ada bermacam-macam varietas labu kuning sesuai dengan musim panennya. Ada jenis winter dan summer, Labu kuning masuk ke dalam jenis winter. Selain labu kuning ada jenis lain yang dikenal dengan nama butternut, hubbard, turban, butter cup. Yang termasuk dalam jenis summer seperti zucinni, morrow, crookneck dan pattty pan. Jenis labu kuning yang ada di Indonesia, yaitu jenis bokor atau cerme, jenis kelenting dan jenis ular.
Jenis bokor atau cerme ciri-cirinya, berbentuk bulat pipih, batangnya bersulur panjang (3-5 m), warna daging buah kuning tebal, rasanya gurih manis, berdaging halus dan beratnya mencapai 4-5 kg dengan masa panen 3-5 bulan. Jenis kelenting ciri-cirinya, buah berbentuk lonjong (oval memanjang), kulitnya berwarna kuning, beratnya mencapai 2-5 kg, masa panen 4-6 bulan. Jenis ular ciri-cirinya, buahnya panjang ramping, daging buah berwarna kuning, beratnya antara 1-3 kg, buahnya kasar dan rasanya tidak enak.
Selain jenis labu kuning dari lokal ada juga labu kuning yang impor dari negara-negara lain, dengan ciri khas labu kuning yang berbeda-beda. Jenis varietas labu kuning import dari negara lain yaitu :
a. Jenis labu kuning Taiwan (early price, first taste, mukua, pride phoenix, mixta pangalo) ciri-cirinya ; Buah berukuran kecil-kecil, berat berkisar 1-2 kg/ buah, rasa buah enak, padat, manis, dan memiliki kadar air yang rendah, warna buah kuning tajam, menarik, umur panen 90 hari.
b. Jenis Labu kuning Amerika ciri-cirinya ; Tahan terhadap hama penyakit, bersulur pendek.
c. Labu kuning Australia dan jepang ciri-cirinya ; Daging buah muda terurai, berat buah 1-2 kg, ukuran buah besar.
d. Labu kuning Zapello dari Denmark ciri-cirinya ; Termasuk jenis labu kuning bokor, bentuk buah bulat, warna kulit kuning, ukuran bijinya kecil dari pada labu kuning local.
e. Labu kuning Kobaca dari jepang (Melano formis makino, Tetsukabuto, Ohgata tersuma buko, Miyoko) ciri-cirinya ; Bentuk buah mungil, berat 2 kg/ buah, kulitnya hijau berbecak kuning atau coklat muda, daging buah berwarna kuning keemasan, halus, gempi, rasanya manis.
Manfaat labu kuning dan kandungannya
Labu kuning mempunyai kandungan nutrisi yang cukup lengkap di antaranya yaitu karbohidrat (6,6 g), protein (1,1 g), lemak (0,3 g), kalsium (45 mg), fosfor (64 mg), besi (1,4 mg), vitamin A (180 sl), vitamin B (0,08 mg), air(9,1 g), vitamin C (5,2 mg). Tanaman Labu kuning memiliki banyak manfaat bagi kesehatan diantaranya sebagai penambah nafsu makan anak, memperbaiki tekanan darah tinggi, gangguan kandung kemih, sakit maag, memperbaiki kulit kusam dan menghilangkan flek hitam. Selain itu, waluh juga mengandung antioksidan sebagai penangkal radikal bebas dan kanker. Sifat labu kuning yang lunak dan mudah dicerna serta mengandung karoten (pro vitamin A) cukup tinggi, serta dapat menambah menarik warna pangan.
Biji Cucurbita moschata disebut juga dengan kuaci, kuaci selain enak untuk camilan juga mempunyai khasiat mencegah terjadinya pembesaran kelenjar prostat jinak. Kelenjar prostat berfungsi memproduksi cairan prostat yang menghasilkan zat makanan bagi sperma.
Biji Cucurbita moschata mengandung beberapa zat, di antaranya sejenis asam amino seperti m-karboksifenilalanina, pirazoalanina, asam amino butirat, etilasparagina, dan sitrulina serta sejumlah asam amino lain yang diperlukan kelenjar prostat seperti seminal alanina, glisina, dan asam glutamat. Biji ini juga mengandung unsur mineral Zn (seng) dan Mg (Magnesium) yang sangat penting bagi kesehatan organ reproduksi, termasuk kelenjar prostat (Anonimus, 2011b). Di dalam 100 g biji Cucurbita moschata mengandung mineral Zn sebesar 6,5 mg. Kandungan lain pada 100 g biji labu kuning adalah kalori 515,00 kal, protein 30,60 g, lemak 42,10 g, karbohidrat 13,80 g, gula 5,30 g, kalsium 54,00 mg, pospor 312,00 mg, besi 6,20 mg, air 5,90 g.
2. Lengkuas
Laos atau lengkuas merupakan salah satu tanaman obat yang juga banyak dimanfaatkan dalam dunia kuliner. Tanaman ini memiliki beragam nama antara lain laja (sunda), java galangal, greater galangal, laos root, languas, kha, hong do kuo dan lain-lain. Dalam kajian ilmiah sendiri, lengkuas dikenal dengan nama latin Alpinia galanga (L.) Sw. Dalam kehidupan sehari-hari, lengkuas dimanfaatkan dengan cara sederhana yakni dengan dibersihkan kemudian dimemarkan dan selanjutnya dimasukkan ke dalam masakan atau racikan obat. Berdasarkan beberapa sumber, jenis lengkuas yang populer digunakan dalam dunia pengobatan adalah alpinia purpurata K Schum atau lengkuas merah. Memang dalam dunia ilmiah terdapat klasifikasi lengkuas dengan tujuan agar lebih mudah saat diidentifikasi.
Adapun klasifikasi lengkuas dalam ilmu biologi adalah sebagai berikut ini:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus: Alpinia
Spesies: Alpinia galanga (L.) Sw.
Dari klasifikasi lengkuas di atas bisa kita peroleh informasi bahwa lengkuas merupakan tanaman dengan bunga. Bagian batangnya tertutupi dengan pelepah daun dengan tunas muda yang keluar di bagian pangkal batang yang telah tua. Adapun daun dari tanaman lengkus ini memiliki tanglai yang pendek dengan bentuk yang lanset dan memanjang. Bagian ujungnya runcing dan pangkalnya tumpul dengan tepi yang rata. Ukuran daun lengkuas ini panjangnya antara 25 sampai 50 cm dan lebarnya antara 7 sampai 15 cm.
Dari klasifikasi lengkuas tersebut di atas, kita juga memperoleh informasi mengenai kemampuannya untuk berbunga. Perbungaan lengkuas sendiri digolongkan ke dalam jenis majemuk yang terletak di dalam tandan dengan tangkai yang panjang, cenderung tegak dan tumpul pada ujung tangkai tersebut. Jumlah bunga lengkuas pada bagian batang bawah jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah bunga di bagian batang atas. Bunga lengkuas memiliki bentuk seperti piramida yang memanjang. Adapun kelopak bunganya seperti lonceng dengan warna putih sedikit kehijauan.
3. Jahe
Klasifikasi Tanaman Jahe
Kingdom Plantae
Sub Kingdom Viridiplantae
Divisi Tracheophyta
Sub Divisi Spermatophytina
Kelas Magnoliopsida
Ordo Zingiberales
Famili Zingiberaceae
Genus Zingber Mill
Spesies Zingiber officinale Roscoe
Setelah Anda mengetahui klasifikasi dari tanaman jahe, maka selanjutnya yaitu morfologinya. Dimana morfologi dari tanaman jahe, meliputi morfologi akar, morfologi batang, morfologi daun, morfologi bunga, dan rimpang. Berikut ini adalah morfologi dari tanaman jahe :
Morfologi Tanaman Jahe
1. Morfologi Akar
Akar pada tanaman jahe merupakan akar tunggal yang semakin tumbuh berkembang seiring dengan umur tanaman, kemudian akan membentuk rimpang dan tunas yang akan membentuk tanaman baru. Tunas tersebut akan tumbuh di bagian atas, sedangkan akarnya tumbuh dibagian bawah rimpang.
2. Morfologi Daun
Daun tanaman jahe merupakan daun tunggal dengan ujung daun berbentuk runcing, tepinya rata dan pangkal daun tumpul, sedangkan permukaan daun halus dan juga licin. Daun tanaman jahe berselang seling dengan tulang daun dan sejajar.
Tanaman jahe memiliki daun berwarna hijau berbentuk lonjong lancip menyerupai dengan bentuk daun rumput besar. Tanaman ini memiliki daun yang tergolong lengkap karena terdapat helaian daun, tangkai, dan upih daun.
3. Morfolgi batang
Tanaman jahe memiliki batang berbentuk pipih tidak memiliki cabang dan tumbuh secara tegak lurus. Batang jahe terdiri dari seludang daun dan pelepah daun yang menutupi daun.
Batang bagian luar berwarna hijau pucat dan pangkalnya merah, tidak berkayu, berair dan merupakan batang semu. Selain itu, batang bagian luar mengkilap dan mengandung lilin. Sedangkan batang yang berada dalam tanah berdaging, bernas, dan berbuku-buku serta bercabang.
4. Morfologi Bunga
Tanaman jahe memiliki bunga dengan bentuk yang bervariasi, ada yang oval, panjang, lonjong, dan runcing yang terletak pada bagian ketiak daun.
Bunga tanaman ini termasuk bunga majemuk tunggal. Mahkota bunga jahe berbentuk tabung, dengan warna hijau kekuningan. Jumlah daun mahkota ada tiga buah yang saling berlekatan pada bagian bawah helaian yang agak sempit. Kelopak bunga berjumlah tiga buah, dan bunga ini merupakan bunga sempurna karena berkelamin ganda.
5. Morfologi Rimpang
Rimpang pada tanaman jahe merupakan hasil modifikasi dari bentuk batang yang tidak teratur. Pada bagian luar rimpang dilindungi oleh daun yang dilindungi oleh daun yang bentuknya seperti sisik tipis melingkar. Dari rimpang ini dapat dijadikan bahan baku obat tradisional, makanan, minuman, dan bumbu masak.
Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jahe
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa klasifikasi dan morfologi dari tanaman Jahe merupakan ilmu pengenalan tentang penempatan dan ciri-ciri dari tanaman jahe. Dimana klasifikasi tanaman jahe telah disajikan pada tabel di atas, yang merupakan penempatan organisme secara berurutan pada kelompok tertentu (takson) yang didasarkan oleh persamaan dan perbedaan.
Sementara itu, untuk morfologi dari tanaman jahe, meliputi morfologi akar, morfologi batang, morfologi daun, morfologi bunga, dan morfologi buah dan biji, seperti yang telah diterangkan di atas.
Komentar
Posting Komentar